Month: Januari 2014

Arsitektur & Lingkungan

Posted on

Kesimpulan

Dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan kelestarian sumber alam, maka kondisi riil sumber daya alam perlu mendapat perhatian serius. Kondisi sumber daya alam saat ini dan kecenderungannya ke depan harus dijadikan dasar dalam menentukan pembangunan yang akan dikembangkan. Pembangunan yang berwawasan lingkungan terasa belum sepenuhnya dapat diterjemahkan oleh seluruh aparat pelaksana pembangunan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada, sedangkan di pihak lainmasyarakat belum mengerti tentang arti penting kelestarian lingkungan. Kualitas lingkungan semakin menurun contohnya dengan banyaknya pantai dan sungai yang kondisinya kritis akibat abrasi dan erosi. Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak brencana yang mengakibatkan keseimbangan lingkungan menjadi rusak.
Dinamika perkembangan kehidupan manusia menunjukkan bahwa semakin modern tingkat kehidupan manusia, semakin besar sumber daya alam yang dikonsumsi dan semakin besar pula tingkat kerusakan dan pencemaran sumber daya alam yang ditimbulkan. Perkembangan kehidupan tersebut pada akhirnya menyebabkan semakin kristis/parahnya kondisi sumber daya alam. Halini juga secara langsung menunjukkan bahwa faktor prilaku manusia yang ada disekitar sumber daya alam yang ada tersebut menjadi sangat menentukan kondisi sumber daya alam ang ada tersebut menjadi sangat menentukan kondisi kondisi sumber daya alam yang ada di sekitar mereka.
Pada hakekatnya ruang-ruang pada arsitektur rumah tinggal baik pada masyarakat Barat maupun Timur pada awalnya mempunyai pola yang sama yaitu mempunyai konsep mitologi dan kosmologi pada penataan ruangnya. Dalam perjalanan sejarah kemudian masyarakat Barat mulai meninggalkan tahapan Mistis dan mulai memasuki tahapan Ontologis. Ini kalau kita mengacu kepada pembagian tahapan kebudayaan masyarakat menurut Van Peursen. Sedangkan masyarakat Timur cenderung masih mempertahankan kebudayaan mistisnya walaupun saat ini juga terlihat adanya perubahan akibat proses akulturasi.

  • ¬ Pemahaman tentang makna ruang yang terjadi sebenarnya tidak dapat dibedakan secara “hitam putih” dengan klasifikasi dikotomis Timur-Barat; Rasionalis- Romantis sebab dalam realitanya pada masyarakat Barat (Inggris, Jerman, Perancis dan Amerika) maupun pada masyarakat Timur (Jepang, Cina, Arab, Bali dan Jawa) sendiri di masing- masing kebudayaan juga memiliki perbedaan wujud dan makna ruang yang dijadikan wadah aktivitasnya. Seperti misalnya sama-sama antroposentris, tetapi di Barat ada generalisasi ukuran sedangkan di Timur mengacu kepada masing-masing tubuh pemilik rumah.
  • ¬Ruang dalam arsitektur merupakan suatu hal yang cukup misterius dimana keberadaannya cukup mengundang para arsitek untuk merenungi secara mendalam sebelum menata, merangkai menjadi suatu arsitektur dan menyesuaikannya dengan kebudayaan yang dipangku oleh pemakainya.
  • ¬ Paradigma berpikir tertentu ini tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk memahami atau menilai karya arsitektur yang bersumber pada paradigma yang berbeda. Karena kalau dipaksakan akan menghasilkan suatu “Ecolo- gical Fallacy” (kesalahan berpikir yang timbul karena menyimpulkan dari satuan unit analisis yang berbeda).

Arsitektur Hijau / Hemat Energi

Posted on

  • Pengertian arsitektur hijau
Arsitektur hijau, adalah adalah sebuah pendekatan untuk membangun dengan meminimalkan efek yang berbahaya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitek atau desainer “hijau” berupaya untuk menjaga udara, air, dan bumi dengan memilih bahan bangunan dan praktek pembangunan yang ramah lingkungan.
Properti yang ramah lingkungan kini tidak sekadar kebutuhan manusia. Lebih dari itu, properti yang ”hijau” dan hemat energi telah menjadi tren global yang mempercepat pergerakan roda industri properti, sekaligus simbol kemajuan teknologi
Efisiensi, kemudahan, mobilitas tinggi, serba instan atau apapun namanya merupakan bagian dari kehidupan urban. Sebuah gaya hidup yang paling diminati oleh sebagian besar orang sebagai manusia modern. Pola hidup urban dianggap dapat mendatangkan keuntungan lebih besar dari segi material, maka dari itu orang berbondong-bondong memadati perkotaan.
  • Prinsip dasar arsitektur hijau
1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

  • Contoh bangunan yang menerapkan arsitektu hijau

Perpustakaan Universitas Indonesia

 

perancangan bangunan perpustakaan UI

analisa site perpustakaan

Lokasi                      : Kota Depok

Luas bangunan       : 30.000m2 atau 3 hektar

Jumlah lantai          : 8 lantai

Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih nyaman.

Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.

Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari. Koleksi buku di dalamnya akan menampung 3-5 juta judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.

Konstruksi

  • Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui beberapa skylight.
  • Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.
  • Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.
  • Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.
  • Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.
  • Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
  • Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
  • Terdiri delapan lantai,
    • Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri toko buku, toko cenderamata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.
    • Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis.
    • Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
  • Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.
  • Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding.

Finishing Bahan Bangunan

  • Interior menggunakan batu paliman palemo.
  • Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.

Bahan bangunan dari batuan ini (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Batuan ini diperoleh dari Sukabumi.

Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh.

  • Keuntungan dari membangun perpustakaan Universitas Indonesia
  1. Diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari. Dengan koleksi buku di dalamnya sebanyak 3-5 juta judul buku. Dan dilengkapi pula dengan sistem IT mutakhir sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.
  2. penggunaan sirkulasi udara alam maksimal, karena interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void.
  3. Guna memenuhi standar ramah lingkungan, limbah air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan, dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan.
  4. Bahan matrial bangunan untuk eksterior dan interior dari batuan (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Sehingga dapat meminimalisir pengeluaran pembiayaan.
  5. Adanya pendingin suhu ruangan yang alami, yang timbul dari, punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan.
  6. Terdapat system penerangan alami dari cahaya matari yang di dapat dari tembusan cahaya yg datang menembus kaca yang terletak di antara punggung rerumputan.

sumber ; http://blogarsitektur.blogspot.com/2010/10/solusi-bangunan-ramah-lingkungan.html